preloader

Sidang Terbuka Senat Akademik Penerimaan Mahasiswa Baru STH Indonesia Jentera Tahun 2017

Menyambut tahun akademik 2017/2018, STH Indonesia Jentera kembali mengadakan Sidang Terbuka Senat Akademik yang merupakan rangkaian dari acara Penerimaan Mahasiswa Baru STH Indonesia Jentera. Tahun ini STH Indonesia Jentera menerima 21 orang mahasiswa baru dari tiga skema pendaftaran yang dibuka, yaitu, Program Beasiswa Munir, Beasiswa Jentera, dan Jalur Umum.
Acara dibuka oleh Ketua STH Indonesia Jentera, Dr. Yunus Husein, S.H., LL.M. kemudian dilanjutkan oleh pidato dan laporan Ketua Panitia Penerimaan Mahasiswa Baru STH Indonesia Tahun 2017, Anugerah Rizki Akbari. Acara kemudian dilanjutkan dengan pelantikan mahasiswa baru oleh Senat Akademik yang diwakili oleh Yunus Husein dan Prof. Dr. Mardjono Reksodiputro. Secara simbolis, mereka memakaikan jas almamater kepada Mohammad Fernanda Gunawan dan Destiana Rahmasari sebagai perwakilan mahasiswa baru STH Indonesia Jentera.
Setalah pelantikan, prosesi acara dilanjutkan dengan pidato Ketua STH Indonesia Jentera, Dr. Yunus Husein, S.H., LL.M.,. Dalam pidatonya, ia bercerita tentang perjalanan STH Indonesia Jentera selama tiga tahun terakhir, seperti pembangunan dan perluasan kampus serta ruang kelas baru untuk kegiatan perkuliahan. Kemudian ia juga menceritakan kerjasama yang dilakukan oleh Jentera dengan beberapa lembaga dan institusi untuk pelaksanaan program magang bagi mahasiswa tingkat akhir. Ia juga bercerita tentang capaian mahasiswa Jentera satu tahun ke belakang yang mampu meraih prestasi di berbagai perlombaan di bidang hukum. “Meskipun kampus ini masih sangat belia, tapi kita berhasil membuktikan bahwa usia bukanlah halangan untuk berprestasi. Bahkan mengalahkan fakultas hukum lainnya yang sudah lama berdiri”, ujarnya lebih lanjut.
Setelah pidato Ketua STH Indonesia Jentera, giliran Orasi Ilmiah yang disampaikan oleh Prof. Dr. Ir. Kuntoro Mangkusubroto, MSIE., MSCE. dengan judul “Kepemimpinan dan Pengambilan Keputusan untuk Perubahan di Indonesia”. Dalam pemaparannya ia menjelaskan tentang pentingnya memahami cara pengambilan keputusan dalam kaitannya dengan kebijakan di Indonesia. Ia mencontohkan kondisi pemulihan pasca bencana tsunami di Aceh. Sebagai ketua Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh pada saat itu, Ia dihadapkan pada kondisi yang tidak ideal. Karena pada saat itu, permasalahan di Aceh tidak hanya soal pemulihan pasca bencana, tapi juga konflik yang berkaitan dengan isu separasi Aceh dari Indonesia. Ia melanjutkan dengan bagaimana kemudian ia mengambil langkah-langkah strategis agar tujuan utama BRR untuk memulihkan kondisi Aceh pasca bencana tsunami dapat terlaksana dengan baik. Di akhir pidatonya, Ia memberi semangat kepada mahasiswa baru STH Indonesia Jentera agar dapat menjalani pilihan mereka untuk berkuliah di Jentera dengan baik.
Dengan dilaksanakannya Sidang Terbuka Senat Akademik tahun 2017 ini, STH Indonesia Jentera resmi memulai kegiatan perkuliahan tahun akademik 2017/2018.