preloader

“Musik Lebih dari Sekadar Hiburan” Kelas Inspirasi dan Kolaborasi Pembuatan Hymne Jentera

Rutinitas Senin pagi para mahasiswa Jentera biasanya diawali dengan mempersiapkan diri untuk kuliah. Namun, pada 7 Maret 2016, para mahasiswa disambut dengan alunan musik yang bermain di ruang kelas Jentera. Musik yang dipasang pada pagi itu sejalan dengan tema kelas pagi itu, yaitu “Musik sebagai Medium Keberpihakan” yang dibawakan oleh Cholil Mahmud, vokalis-gitaris dari band Efek Rumah Kaca.
“Banyak buah pikir yang saya keluarkan di musik saya terinspirasi oleh lingkungan LSM di mana saya bekerja, terutama PSHK dan LeIP,” ujar Cholil saat membuka kelas. Salah satu contohnya adalah lagu “Di Udara” yang mengambil inspirasi dari alm. Munir Said Thalib. “Sepak terjang Munir perlu dikenal lebih luas lagi dan saya harap semangat Munir dapat bisa ditularkan, terutama kepada yang muda-muda,” ia tambahkan. Terkait dengan itu, Cholil memaparkan peranan musik yang sebenarnya jauh melampaui sekadar hiburan. Ia tekankan bahwa musik memiliki soft power yang dapat menginspirasi banyak orang untuk bergerak melawan ketidakadilan dan pemerintahan yang diktatoral. Indonesia pun sudah lama mengakui kekuatan seni dalam sejarah politiknya, hanya saja terkadang diperlakukan secara berbeda oleh pemimpin yang berbeda pula.
“Ketika keinginan dan hak kita untuk bermusik dan berkarya dibatasi oleh negara, pemusik independen menciptakan berbagai jalan keluar sendiri,” jelas Cholil. Kehadiran musik independen sebagai tandingan dari musik mainstream yang beredar secara luas menunjukkan adanya keperluan untuk membentuk ekosistem bagi kita sendiri agar dapat menyuarakan pendapat. Di sinilah letak penjelasan potensi soft power dari musik. Walau begitu, ia juga menyatakan bahwa penting untuk berjejaring agar visi kita lebih mudah disebarkan. Hal itu sudah dia lakukan dengan cara bekerja di dua dunia yang awalnya dianggap berbeda, tetapi pada akhirnya memiliki semangat yang sama: LSM dan musik. Menurut Cholil, kerja sama sebuah band dengan LSM akan bermanfaat bagi kedua pihak; mereka sama-sama dapat menyuarakan isu yang diusung sekaligus memperluas jaringan, terutama kepada mereka dengan visi yang sama.
Setelah melakukan presentasi, Cholil mengajak para mahasiswa dan pengajar yang hadir untuk berkolaborasi dalam pembuatan himne untuk STH Indonesia Jentera. Ia memainkan musik yang telah diaransemen, kemudian mahasiswa dan pengajar diberi waktu untuk menuliskan lyric yang dapat diinkorporasikan ke dalam musik itu. Beberapa mahasiswa yang telah menyelesaikan penulisannya itu bahkan mendapat kesempatan untuk menyanyikan hasil karyanya sembari diiringi Cholil dengan gitar. Kesempatan untuk foto bersama tentu tidak dilewatkan, mengingat bahwa Cholil akan berangkat ke luar negeri dalam waktu dekat.

Gallery slideGallery slideGallery slideGallery slideGallery slideGallery slideGallery slideGallery slideGallery slideGallery slideGallery slideGallery slideGallery slideGallery slideGallery slideGallery slideGallery slideGallery slideGallery slideGallery slideGallery slideGallery slideGallery slideGallery slideGallery slideGallery slideGallery slideGallery slideGallery slideGallery slideGallery slideGallery slideGallery slide