preloader

Asosiasi Pengajar HTN-HAN sebagai Ruang Diskusi yang Hidup Kembali

Bivitri Susanti—Wakil Ketua STH Indonesia Jentera dan peneliti PSHK—dipilih sebagai Ketua Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara-Hukum Administrasi Negara (APHTN-HAN) pada Jumat, 28 Oktober 2016. Kiprah Bivitri Susanti dalam HTN dan HAN memang sudah berlangsung lama. Maka itu, kapasitas Bivitri menjadi salah satu faktor dipilihnya sebagai Ketua APHTN-HAN. Metode pemilihannya dilakukan oleh anggota-anggota yang hadir dalam Musyawarah Daerah tanpa voting. Meskipun organisasi ini baru dihidupkan lagi setelah lama tidak aktif, para anggota sudah saling mengenal dengan baik karena bidang kajian yang sama. Mereka kerap bertemu dalam seminar-seminar atau saling mengomentari tulisan masing-masing. Nama-nama yang tergabung antara lain Prof. Mahfud MD, Fritz Edward Siregar, Refly Harun, Saldi Isra, Zainal Arifin Mochtar, Todung Mulya Lubis (sebagai Dewan Pembina), Feri amsari, dan Pan Mohammad Faiz.
Di dalam asosiasi itu, ada tiga biro, yaitu penelitian dan pengembangan; pengkajian dan penerbitan; dan akademik dan pembinaan pengajaran. Fritz Edward Siregar—pengajar STH Indonesia Jentera—juga mendapat peran untuk menjadi Kepala Biro Pengkajian dan Penerbitan, sedangkan Fajri Nursyamsi—pengajar STH Indonesia Jentera dan peneliti PSHK)—berperan sebagai anggota Biro Penelitian dan Pengembangan. Asosiasi yang letaknya di pusat pemerintahan—mencakup wilayah Jakarta dan sekitarnya—Itu berharap bisa menjadi lebih responsif untuk menanggapi perkembangan praktik dan diskusi HTN dan HAN.
APHTN-HAN akan mengadakan berbagai pengkajian, forum diskusi, dan penelitian. Meskipun demikian, hal yang diutamakan adalah biro akademik dan pembinaan pengajaran akan berupaya mengadakan forum-forum yang membuka ruang para pengajar HTN dan HAN bisa bertukar gagasan, bahan, dan metode dalam mengajar. Dengan demikian, standar kualitas pengajaran bisa lebih ditingkatkan.
Itu pula penyampaian Bivitri Susanti sebagai Ketua APHTN-HAN dalam pidatonya di pelantikannya. Ia menyampaikan bahwa dinamika politik yang terjadi belakangan ini sebenarnya membutuhkan perhatian dari kalangan akademisi, tetapi luput, Hal itu disebabkan bahwa akademisi belum berorganisasi. Ia berharap, dengan adanya organisasi, masukan kepada dunia praktik dan perbaikan mutu pengajaran untuk kader-kader pemikir HTN dan HAN bisa menjadi lebih baik.
Tergabungnya pengajar STHI Jentera dan peneliti PSHK jelas punya pengaruh dalam peningkatan kualitas pengajaran dan penelitian. STHI Jentera juga secara resmi menjadi Sekretariat APHTN-HAN wilayah Jakarta karena lokasinya yang cukup strategis. Dengan demikian, STHI Jentera dan PSHK jadi punya kesempatan untuk bertemu dengan lebih banyak institusi pendidikan lain maupun institusi lain yang terkait, seperti MK, MPR, DPR, DPR, Pemda DKI, dan KY.